Non Destructive Testing, Diagnosa Komponen Tanpa Merusak

DelapanDetik.Com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah lama mengembangkan Non Destructive Testing (NDT), teknologi untuk mendiagnosa apabila terjadi kerusakan, baik itu dari struktur atau komponen, bahkan sebuah sistem.

Dengan NDT ini, dapat diketahui kondisi sebuah komponen tanpa harus merusak atau membongkar komponen tersebut, bahkan tanpa harus menghentikan operasi yang sedang dijalankan.

“Teknologi ini sangat non invasif, tidak merusak, tidak mengganggu sebuah reaktor atau sebuah sistem, tapi kita bisa mendapatkan informasi kondisi terkini sebuah komponen, sebuah sistem, baik dari sisi materialnya, bahkan sampai masa pakainya,” kata Kepala Organisasi Riset Teknologi Nuklir (ORTN) BRIN, Syaiful Bakhri.

Hal tersebut disampaikan Syaiful Bakhri, saat BRIN menerima kunjungan ilmiah dari Manufacturing Technology and Engineering Industry R&D Center (MTEIRDC) Ethiopia.

Kunjungan dilakukan dalam rangka technical cooperation International Atomic Energy Agency (IAEA) terkait teknologi teknologi Non-Destructive Testing (NDT), di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J. Habibie, Serpong, Senin (12/08).

Melalui Scientific Visit, Syaiful berharap hubungan kerja sama BRIN dengan MTEIRDC Ethiopia semakin meningkat.

“Kita memperkenalkan teknologi NDT kepada mereka, menginformasikan teknik yang kita kuasai, bahkan mungkin kita bisa mengirim pakar kita ke sana,” lanjutnya.

Kepala Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) BRIN, Irawan Sugoro mengatakan bahwa teknologi NDT di BRIN sudah diakui oleh dunia internasional. NDT merupakan kegiatan yang dilakukan di PRTPR BRIN dan menjadi salah satu Collaborating Center (CC) di bawah IAEA untuk ditransfer ke negara-negara berkembang di Asia Pasifik.

“Dengan adanya collaborating center ini, NDT dapat di aplikasikan tidak hanya di Indonesia, namun di negara-negara yang bekerja sama dengan kita. Di Indonesia NDT sudah banyak diaplikasikan, baik di industri, perminyakan, dan pertambangan sebagai bagian penting dalam meningkatkan produktivitas,” imbuhnya.

Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Utama PRTPR BRIN, Roziq Himawan mengungkapkan penunjukan Indonesia sebagai penerima Scientific Visit menjadi indikator bahwa BRIN telah menguasai teknik NDT.

“Ini apresiasi bagi kami, periset di bidang NDT. Tentunya akan menjadi pemicu untuk lebih giat lagi mengembangkan teknik NDT kedepannya, dan bisa diaplikasikan di dunia nyata,” katanya.

Rozik menyampaikan, saat ini di Indonesia banyak pemangku kepentingan NDT, antara lain Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Pertamina, PT. Wijaya Karya, PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE), GMF Aero Asia.

“Kemudian PT. Industri Kereta Api, PT Kereta Api Indonesia (Persero), Dirgantara Indonesia, Boma Bisma Indra, Pindad, PAL Indonesia, Sucofindo, PT. Bukaka Teknik Utama, Komatsu Indonesia, Texmaco, PT. Galangan Balikpapan Utama dan Radiant Utama Interinsco Tbk,” urainya.

Periset MTEIRDC Ethiopia, Woodwosen Mekuria mengungkapkan tujuannya mengunjungi BRIN terkait rencana proyek pembuatan fasilitas laboratorium NDT dan Non-Destructive Evaluation (NDE) di Ethiopia.

“Indonesia menjadi negara yang direkomendasikan oleh IAEA untuk bisa memberikan pengalaman dan pengetahuannya dalam teknologi dan pembuatan fasilitas tersebut. Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama dengan IAEA bagi para top manajemen. Hal ini untuk memastikan dan menentukan keputusan terbaik dalam proyek pembuatan fasilitas NDT dan NDE di Ethiopia,” lanjutnya.

Woodwosen menjelaskan, MTEIDRC adalah sebuah unit di bawah naungan Manufacturing Industry Development Institute of Ethiopia yang berfokus pada pelatihan, riset, dan pelayanan ke industri. Institusi ini berfokus untuk membantu industri dalam pelatihan, pengembangan produk, testing, termasuk NDT, ultrasonik tes, magnetik partikel dan radiografi.

Salah seorang periset MTEIRDC Ethiopia yang lain Ermiyas Abate berharap, dengan mengikuti kegiatan ini akan mendapat berbagai pengetahuan, pengalaman, dan rekomendasi dalam pembuatan fasilitas NDT dari BRIN. “Kami mengumpulkan berbagai informasi untuk mengembangkan program yang akan kami implementasikan di tempat kami,” tandasnya. (Sumber brin.go.id)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *