Subak, Hilirisasi Peradaban Hidrologi untuk Merawat Bumi

DelapanDetik.Com – Subak merupakan hilirisasi peradaban hidrologi Bali mengajari masyarakat merekayasa ekologi merawat bumi  melalui implementasi konsep  sosio kultural. 

Pengelolaan air mendapatkan perhatian serius masyarakat Bali. Air memiliki peran penting tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memiliki makna spiritual dan religius yang kuat.

Kepala Organisasi Riset Orkeologi Bahasa dan Sastra, Badan Riset dan Inovasi Nasional (OR Abastra) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Herry Yogaswara mengungkapkan bahwa menjaga kelestarian dan ketersediaan air menjadi suatu hal yang krusial bagi masyarakat Bali.

Herry menyatakan dalam kebudayaan Bali, Subak merupakan salah satu warisan budaya yang diakui dunia. Pemahaman yang kuat tentang akar-akar peradaban dan kebudayaan merupakan prasyarat agar sejarah subak di masa lalu dapat dipelajari.

“Kondisi subak saat ini dapat diketahui, dan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan di masa depan dapat direncanakan,” tutur Herry dalam Talk Show Program Water Civilization, Kamis (23/5/2024) yang merupakan rangkaian Word Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua Bali.

Peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan, Maritim dan Budaya Berkelanjutan I Made Geria menyampaikan, bagi masyarakat Bali subak bukan saja persoalan irigasi pertanian, tetapi sebagai benteng dalam menjaga alam dan budaya Bali.

Subak merupakan hilirisasi peradaban hidrologi Bali mengajari masyarakat merekayasa ekologi merawat bumi  melalui implementasi konsep  sosio kultural. 

“Filosofi ‘Trihita  Karana‘ masyarakat Bali, menguatkan peran harmoni antara manusia dengan penguasa alam (Tuhan) melalui spirit dan ritual sebagai wujud tanggung jawab moral, menjaga alam dan lingkungan berkelanjutan,” jelasnya.

Geria mengungkapkan warisan dari masyarakat zaman dulu sangat luar biasa. “Masyarakat zaman dulu telah membangun lingkungan buatan yang disebut sebagai World Environment. Lingkungan buatan tersebut dirancang untuk memberikan kehidupan bagi lingkungan di masa selanjutnya,” paparnya.

Geria mencontohkan, Tirta Empul, Jati luwih, dan lainnya yang masih dimanfaatkan oleh masyarakat sampai saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa warisan lingkungan buatan di Bali masih tetap terpelihara dan dikelola dengan baik.

Hal senada diungkapkan peneliti Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan Sastri Sunarti, bahwa nenek moyang kita juga memiliki tradisi pengelolaan air.

Hasil riset para arkeolog menemukan tiga kota kuno yang memiliki sistem pengelolaan air yang menarik. Dari masa Majapahit, ditemukan sebuah candi yang disebut Candi Tikus, yang berbentuk mandala, dengan sistem pengaliran air di bawah tanah.

“Kemudian, di Sumatera Selatan ditemukan sistem saluran air yang disebut suak bujang. Sementara itu, di situs Muaro Jambi juga ditemukan sistem serupa. Meskipun berada di dua provinsi yang berbeda, kedua situs ini saling terkait,” jelasnya.

Sastri menegaskan di ketiga situs kuno, ditemukan sistem saluran air kuno yang disebut parik-parik. Pada masa lalu pengelolaan air sudah diterapkan untuk berbagai keperluan. Diantaranya untuk pengendalian banjir, pertanian, konservasi, dan bahkan untuk ritual keagamaan.

“Air tidak hanya dilihat sebagai kebutuhan praktis, tetapi juga memiliki dimensi sakral,” tuturnya.

Lebih lanjut Sastri mengungkapkan dalam versi yang lebih modern, tercatat dan tersimpan dalam manuskrip. Raja Mangkunegara IV dan VI pada masa Hindia Belanda telah mengelola beberapa waduk untuk kepentingan kesejahteraan pertanian.

“Tidak hanya sekedar undang-undang, tetapi pengelolaan air tersebut benar-benar diterapkan oleh para leluhur kita. Para raja di masa lalu mengelola air kesejahteraan masyarakatnya,” tegasnya.

“Hal tersebut menandakan, ternyata teknologi tradisional kita juga telah menyentuh permasalahan air. Air diatur oleh para penguasa, pemuka adat, dan pemuka agama yang dapat diketahui melalui jejak manuskrip kuno warisan nenek moyang,” pungkas Sastri.(Sumber brin.go.id)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *