BRIN Kenalkan Platform Kolaborasi RIIM Invitasi Strategis Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati

DelapanDetik.Com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengenalkan platform kolaborasi baru yang diberi nama platform kolaborasi (PK) Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Invitasi Strategis Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati.

Platform kolaborasi ini dapat menjadi wadah strategis nasional untuk mencetak SDM periset unggul yang mampu menguasai teknologi kunci melalui skema mobilitas periset di BRIN seperti skema postdoctoral, visiting researcher, degree by research dan research assistant.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menjelaskan, meskipun platform kolaborasi ini top down itu bukan berarti untuk memfasilitasi kegiatan periset saja tetapi lebih untuk memastikan bahwa program ini terintegrasi untuk mengumpulkan sumber daya manusia yang ada, membentuk skill kompetensi dan mempercepat pembentukan basis generasi yang kedepannya akan menjadi periset-periset generasi baru.

“Ini adalah platform untuk membentuk kepakaran, banyak kepakaran disini yang belum banyak bisa orang kerjakan, walaupun saat ini kita mempunyai banyak sampel dan data baik itu data fisik data hidup bahkan data digital tapi kegiatan risetnya tidak banyak  karena kita lupa bahwa kita mengumpulkan data itu untuk riset,” ujar Handoko pada Kick-off Pelaksanaan Kegiatan RIIM Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati Batch I Tahun 2024 di Kawasan Kerja Bersama (KKB) Kusnoto Setjodiwirjo Bogor, pada Rabu (26/06/2024).

Menurutnya, Program RIIM Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati merupakan salah satu skema Riset yang menjadi pionir di bidang riset biologi struktur di Indonesia. Program ini diinisiasi dan dilaksanakan oleh Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN dengan sumber pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Misi utama pada platform ini adalah menciptakan SDM periset/talenta muda unggul dan mempercepat penguasaan teknologi kunci di bidang biologi struktur melalui skema mobilitas periset di BRIN seperti Degree by Research, Research Assistant; dan Post Doctoral, Visiting Researcher; serta mengakselerasi penciptaan invensi dan inovasi dari kekayaan biodiversitas Indonesia melalui penguatan jejaring riset biologi struktur.

Lebih lanjut Handoko menambahkan, dalam upaya mengakselerasi tujuan tersebut, diperlukan sinergi dan kolaborasi dari periset serta stakeholder atau mitra yang terkait.

“Sehingga, output riset yang dihasilkan dapat berkontribusi langsung terhadap kemandirian dan ketahanan bangsa terutama di sektor kesehatan dan pangan, serta dapat menjadi lompatan riset di bidang biologi struktur di Indonesia,” lanjutnya.

Dia menguraikan, pemahaman ini bukan hanya untuk perkembangan ilmu biologi molekuler semata, tetapi juga dapat mendukung percepatan invensi dan inovasi dalam berbagai sektor, seperti kesehatan, pertanian, pangan, kosmetik dan suplemen, material, biosensor, dan lingkungan.

Meskipun begitu, saat ini kita masih memiliki kendala-kendala teknis dan metodologis serta sumber daya manusia yang terbatas dalam bidang biologi struktur.

Untuk mengatasi hal tersebut, BRIN telah membangun fasilitas Cryo-Electron Microscopy (Cryo-EM) berteknologi tinggi sebagai langkah awal dalam mendukung dan membuat lompatan riset di bidang biologi struktur.

Melalui metode single particle analysis (SPA) dan Cryo-Electron Tomography (cryo-ET), periset dapat memperoleh pemahaman mendalam terhadap struktur tiga dimensi, bentuk dan fungsi protein, kompleks protein dengan makromolekul lainnya, serta sel dan jaringan biologis.

Sementara itu Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN,  Ahmad Fathoni dalam laporannya menjelaskan, telah dilakukan proses seleksi Call for Proposal RIIM Platform Kolaborasi Biologi Struktur Biomolekul Keanekaragaman Hayati OR Hayati dan Lingkungan Batch I Tahun 2024 yang dilaksanakan mulai 22 April 2024 hingga 12 Juni 2024 yang diikuti oleh 116 pengusul dari 12 Pusat Riset pada 5 Organisasi Riset dan 1 Kedeputian di lingkungan BRIN.

Tema risetnya sendiri terdiri dari tiga tema yaitu Tema 1: Protein, Tema 2: Kompleks Protein dan Tema 3: Sel dan Jaringan yang masing-masing tema mempunyai subtema.

Lebih jauh Ahmad menjelaskan,  pada gelombang pertama (Batch I) ini, telah terpilih sebanyak 54 kegiatan dari 116 pendaftar proposal. Kegiatan pada gelombang pertama ini, akan melibatkan kurang lebih 370 periset yang terdiri dari periset BRIN pada 4 Organisasi Riset (OR Hayati dan Lingkungan, OR Kesehatan, OR Kebumian dan Maritim, dan OR Pertanian dan Pangan) yang berkolaborasi dengan kurang lebih 75 mitra perguruan tinggi dan industri baik di dalam negeri maupun luar negeri yang melakukan pendaftaran melalui web Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN. (Sumber brin.go.id)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *