Rumput Laut Berpotensi sebagai Biostimulan dan Pembenah Tanah

DelapanDetik.Com – Kondisi kesuburan lahan sawah di Indonesia sedang menghadapi tantangan yang cukup serius. Degradasi tanah, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan serta praktek pengelolaan yang kurang tepat telah mengakibatkan penurunan kualitas tanah dan produktivitas tanaman.

Karena itu sangat penting bagi kita untuk mengeksplorasi kembali dan mengembangkan metode-metode pengelolaan tanah yang lebih berkelanjutan. Dalam konteks ini pemanfaatan sumber daya alam sebagai biostimulan dan pembenah tanah menjadi sangat relevan.

Kepala Pusat Riset Hortikultura, Dwinita Wikan Utami menyampaikan hal tersebut dalam webinar TERAS-TP#5 dengan tema “Pengelolaan Kesuburan Tanah Sawah dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam sebagai Biostimulan dan Pembenah Tanah” yang digelar oleh Pusat Riset Tanaman Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN.

“Salah satu sumber daya alam yang memiliki potensi besar diantaranya adalah rumput laut. Rumput laut yang selain kaya akan nutrisi juga mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai biostimulan dan pembenah tanah,” kata Dwinita.

Menurutnya, pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku biostimulan dan pembenah tanah dapat menjadi solusi yang efektif dan ramah lingkungan untuk meningkatkan kesuburan tanah sawah kita dan juga untuk peningkatan produktivitas.

Dwinita juga berharap melalui webinar ini dapat membuka wawasan baru dan mendorong implementasi praktek budidaya berkelanjutan dalam pengelolaan lahan pertanian serta mendorong kolaborasi dan pertukaran informasi yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas lahan pertanian di Indonesia secara berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan, Yudhistira Nugraha menekankan bahwa pengelolaan lahan pertanian yang tepat sangat penting untuk mempertahankan keberlanjutan produksi pangan.

Eksploitasi berlebihan terhadap lahan pertanian dapat menghambat keberlanjutan produksi pangan. Karena itu, penggunaan sumber daya hayati lokal dan laut, seperti rumput laut, sebagai bahan biostimulan dan pembenah tanah perlu dioptimalkan.

“Tema yang diambil pada webinar ini sangat relevan sekali dengan kondisi kekinian sebagaimana yang disampaikan oleh Plh. Kepala ORPP bahwasanya degradasi lahan di Indonesia saat ini menjadi permasalahan yang sangat serius,” ujar Yudhistira.

“Setelah dicanangkannya revolusi hijau yang mencakup penggunaan pupuk, penggunaan varietas unggul yang berumur genjah, eksploitasi lahan yang sangat intensif yang berdampak pada degradasi lahan,” imbuhnya.

Yudhistira juga mengatakan jika revolusi hijau ini berkontribusi terhadap penyediaan pangan secara keseluruhan, namun adanya eksploitasi yang terus menerus akan berdampak pada terhambatnya keberlanjutan produksi pangan karena adanya ambang batas optimalisasi dari eksploitasi lahan tersebut.

Lahan pertanian jangan hanya dimanfaatkan sebagai lahan produksi saja namun harus diperhatikan juga kesinambungannya. Melalui pengelolaan kesuburan lahan yang tepat maka kita dapat mengambil manfaat dari produksi tanaman yang diupayakan dan juga keberlangsungannya dapat dipertahankan.

Saat ini ketergantungan pada pupuk kimia memang akan berdampak pada melimpahnya hasil produksi yang diperoleh petani. Padahal di sekitar lahan pertanian banyak sumber daya hayati seperti mikroba hayati, tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai pupuk hayati yang dapat dimanfaatkan.

Selain itu dapat mengembalikan kesuburan tanah, lebih memberikan dampak keberlanjutan pada pemanfaatan lahan tersebut dan tentunya akan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Yudhistira menyampaikan, selain sebagai sumber daya hayati lokal ada juga sumber daya laut yang belum banyak dieksploitasi. Salah satunya adalah rumput laut yang digunakan sebagai bahan biostimulan dan juga pembenah tanah.

“Potensi ini dapat juga dioptimalkan mengingat Indonesia sebagai negara kelautan dengan garis pantai yang sangat luas tentu menyimpan sumber daya alam laut yang melimpah dan tentu saja pemanfaatannya juga harus dioptimalkan,” pungkasnya. (Sumber brin.go.id)

Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *